Selasa, 07 Desember 2010

Akibat Malas Minum Air Putih

Tidak sedikit orang yang malas minum air putih terutama di ruangan atau daerah dingin karena merasa tidak haus. Sebaiknya jangan turuti perasaan malas minum air putih karena tubuh yang akan menanggung akibatnya.

Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia. Kandungan air pada bayi 80 persen, orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.

Air juga merupakan zat gizi penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh serta penyedia mineral dan elektrolit.

Banyaknya air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada ukuran tubuh orang tersebut dan apa yang dianggap sesuai untuk tubuhnya.

Meski kebutuhan air tiap orang berbeda menurut Profesor Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS, usahakan tubuh untuk mendapatkan pasokan air 6-8 gelas per hari (1,5-2 liter) untuk orang dewasa.

Berikut akibat jika malas minum air putih seperti dilansir American College of Sports Medicine, Kamis (2/12/2010):

1. Ketika pasokan air minim tubuh akan mengalami kekurangan air atau dehidrasi. Dehidrasi ini menyebabkan cairan di otak akan menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan berkembang, bahkan bisa menciut.

2. Komposisi otak terdiri atas cairan, dan ketika otak tidak mendapatkan asupan air yang cukup akan terjadi gangguan fungsi kognitif (kepandaian) di otak. Otak tidak bisa menjalankan fungsi normalnya lagi, terutama fungsi kognitif yaang akhirnya membuat seseorang menjadi lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi.

3. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala berat seperti halusinasi dan kematian.

4. Rentan terkena infeksi kandung kemih karena bakteri tidak bisa keluar akibat kurang minum. Gejala infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu badan yang sedikit meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air kecil, perasaan ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri tekan di atas tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.

5. Perempuan harus lebih banyak mengonsumsi air karena panjang saluran kemihnya lebih pendek dibanding laki-laki. Banyak minum air akan membantu bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi kandung kemih.

6. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit juga tidak maksimal.

7. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air penting untuk mencegah batu ginjal. Dengan cukup air maka komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama buang air kecil.

Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2010/12/02/080402/1507220/766/akibat-malas-minum-air-putih

Tips Hari Ini

Tersenyum lebih mudah ketimbang cemberut karena otot yang diperlukan lebih sedikit, yaitu 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Jadi tersenyumlah!


Cara cepat menurunkan panas yaitu dengan meletakkan kantong es di pangkal paha. Hal ini mungkin tidak nyaman, tapi bekerja lebih cepat menurunkan panas pada inti tubuh.


Toilet yang paling dekat dengan pintu kamar mandi terbukti memiliki tingkat bakteri terendah, karena kebanyakan orang akan memilih toilet paling jauh untuk menjaga privasi, terutama di kamar mandi pria.

Berkumur dengan larutan garam dapat atasi gejala pilek seperti batuk dan sakit tenggorokan. Caranya, setengah sendok teh garam dilarutkan dalam secangkir air hangat, gunakan berkumur 3 kali sehari


Sumber :http://www.detikhealth.com/tips/

Senin, 06 Desember 2010

Majalah di Ruang Tunggu Dokter Tularkan Kuman Penyakit

Di Inggris, pasien yang berobat di klinik atau praktik dokter diimbau membawa majalah sendiri. Dokter tidak lagi menyediakannya di ruang tunggu, karena diyakini majalah-majalah itu menjadi sarang kuman dan media penularan penyakit.

Bakteri dan kuman lainnya memang rawan menulari pengunjung klinik dan rumah sakit. Pengunjung yang sebagian besar adalah pasien memiliki daya tahan tubuh rendah sehingga mudah terinfeksi kuman dalam jumlah sekecil apapun.

Salah satu media penularan kuman di klinik adalah majalah yang disediakan di ruang tunggu. Karena sering bersentuhan dengan orang-orang yang membacanya, diyakini benda-benda ini menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis kuman patogen atau penyebab penyakit.

Karena itulah, dinas kesehatan North Somerset di Inggris mengimbau rumah sakit, klinik dan praktik dokter untuk tidak menyediakan majalah di ruang tunggu. Sebagai gantinya, pasien diimbau untuk membawa majalah sendiri untuk membunuh rasa bosan selagi menunggu giliran diperiksa.

Imbauan ini pertama kali muncul saat terjadi epidemi flu babi yang merebak di kawasan itu beberapa waktu yang lalu. Diharapkan langkah ini bisa mencegah kontaminasi silang dari penderita flu babi ke pasien lain yang kondisi daya tahan tubuhnya sedang menurun.

Namun di beberapa klinik, imbauan ini masih dijadikan standar sampai sekarang karena dinilai ampuh mencegah kontaminasi silang. Manajer sebuah klinik anak di Somerset, Val Denton bahkan mengganti kursi di ruang tunggu dengan bangku yang bisa dilap tiap beberapa jam, meski sedikit mengorbankan kenyamanan pengunjung.

"Kami juga tidak menyediakan mainan anak di sini, sebab jika semua anak memainkannya maka risiko penularan kuman akan tinggi," ungkap Denton seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (5/12/2010).

Imbauan untuk membawa majalah sendiri juga mendapat dukungan dari asosiasi pasien di Inggris. Asosiasi ini menilai kalangan dokter wajib melakukan segala upaya untuk mencegah penularan penyakit pada anak-anak, khususnya di klinik dan tempat praktik dokter.

sumber : Majalah di Ruang Tunggu Dokter Tularkan Kuman Penyakit

Varises di Kaki


Guratan-guratan ungu akibat pelebaran pembuluh darah atau varises di kaki bisa menyebabkan nyeri dan pastinya akan mengganggu penampilan. Kondisi ini dipicu banyak hal, mulai dari keturunan hingga kurang olahraga.

Rasa nyeri di sekitar pembuluh darah yang melebar terjadi karena pelebaran itu menyebabkan saraf-saraf di sekitarnya terdesak. Selain itu, vena yang melebar di bagian ekstremitas bawah (kaki) juga mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah kembali ke jantung.

Dikutip dari Healthmad, Senin (6/12/2010), berikut ini 5 penyebab varises pada kaki.

1. Keturunan
Faktor tunggal yang paling menentukan terjadinya varises adalah genetik. Seseorang yang memiliki riwayat varises pada salah satu kerabat atau leluhurnya, besar kemungkinannya ia juga akan mengalami kondisi yang sama.

2. Kehamilan
Peningkatan aliran darah selama kehamilan terjadi di hampir semua bagian, tak terkecuali kaki. Ditambah beban ekstra dari kandungan yang terus membesar, ibu-ibu sering mendapatkan varises saat hamil dan kadang tidak hilang meski sudah melahirkan.

3. Hormonal
Faktor lain yang memicu terjadinya varises di kaki pada ibu hamil adalah perubahan hormonal selama mengandung. Faktor ini juga bisa memicu varises pada para remaja puber serta para wanita yang memasuki masa menopause atau menggunakan kontrasepsi hormonal.

4. Kurang bergerak
Banyak pekerja kantoran yang mengalami varises karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya duduk seharian. Faktor kurang gerak menyebabkan sirkulasi darah di kaki tidak lancar, memicu tekanan berlebih di sekitar kaki dan hasilnya pembuluh darah lama-lama akan melebar.

5. Terlalu banyak berdiri
Kebalikan dari terlalu banyak duduk, seseorang yang terlalu banyak berdiri juga rentan mengalami varises. Dalam posisi berdiri, darah lebih banyak terkonsentrasi di kaki sehingga tekanannya di daerah itu meningkat. Jika terlalu lama, kondisi ini menyebabkan pembuluh darah melebar secara permanen.

Dokter Spesialis Bedah Vaskuler, Dr. Ary Mboeik, Sp.BTKV (K) BV dalam konsultasi kesehatan detikHealth mengatakan, varises terasa sakit karena di varises terkumpul darah venous yang banyak mengandung CO2 dan asam laktat (susu) yang menimbulkan nyeri dan kelelahan.

Jika varises belum begitu besar masih dapat dihilangkan dengan cara suntikan atau sclerosing. Stadium ringan biasanya dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau dengan suntik sedangkan stadium lanjut membutuhkan operasi.

Orang yang berisiko tinggi terkena varises adalah ibu hamil, juru masak, perawat, pelayan, penata rambut dan pekerjaan lain yang mengharuskan duduk atau berdiri lama.

sumber : http://www.detikhealth.com/read/2010/12/06/150159/1509959/766/munculnya-varises-di-kaki?l991101755